Bahaya Mencari Jodoh Lewat Media Online

Dengan berkembangnya situs jejaring sosial banyak orang menggunakannya dengan berbagai motif, termasuk mencari pasangan, apakah sebatas kencan atau jodoh. Namun, mencari jodoh lewat media online penuh bahaya. Bahkan, seperti banyak diberitakan oleh media, tak jarang motif mencari jodoh berakhir dengan tindakan kriminal seperti kasus penculikan, pemerkosaan, dan kasus lain. Blackberry Messenger termasuk juga dalam kategori media online.

Komunikasi di media online adalah bukan termasuk komunikasi primer (komunikasi tatap muka), tetapi komunikasi sekunder (melalui media). Karakteristik komunikasi sekunder di antaranya adalah tidak dapat melihat apa yang tersembunyi. Kita tidak tahu seseorang itu berbohong atau tidak di komunikasi sekunder. Semuanya terlihat indah. Dipasanglah foto yang “wah” yang membuat lawan jenis tergiur. Ada banyak contoh lucu yang terjadi, ketika bertemu nyatanya tidak seindah di foto yang ditampilkan di web. Rasa suka pun hilanglah sudah. Karena gregetnya beda dibandingkan di media online. Ini dari contoh fisik saja, apalagi masalah kepribadian: sifat, karakter, kebiasaan, dan lainnya, di komunikasi primer saja susah untuk didalami apalagi di komunikasi sekunder.

Kepribadian manusia—kata teori Penetrasi Sosial—adalah seperti bawang: ada lapisan terluar, lapisan dalam, dan lapisan terdalam. Lapisan luar yaitu yang dapat dilihat meskipun sesaat oleh orang lain, seperti sifat periang, nyambung diajak ngobrol, bawel, adalah kepribadian lapisan luar. Umumnya di media online hanya memunculkan lapisan luar. Untuk mengetahui lapisan dalam dan yang terdalam tidak bisa melalui media online. Tetapi harus melalui komunikasi primer. Itu pun tidak bisa dengan waktu yang sebentar. Butuh waktu lama untuk mengenal kepribadian terdalam seseorang.

Mencari jodoh adalah proses penyesuaian kepribadian. Kalau prioritasnya adalah faktor fisik tak jarang diakhiri dengan perpisahan. Karena kepribadianlah yang menyebabkan pasangan nyaman. Fisik, meskipun faktor penting, tapi tidak bisa menjamin kenyamanan dalam menjalani hidup. Media online akan gagal dalam menyentuh kebutuhan dasar ini, kebutuhan untuk mengenal secara lengkap kepribadian seseorang.

Dalam menjalin hubungan, tak dapat dipungkiri ada proses pertukaran sosial. Manusia dalam berinteraksi ada barter satu sama lain, jika dirinya merasa mendapatkan apa yang diinginkan maka akan memberikan apa yang diminta oleh orang lain. Maka, ketika proses saling mengenal untuk menjalani suatu hubungan, sebetulnya sedang terjadi proses pertukaran sosial. Mengeksplorasi apa yang bisa diperoleh (benefit) dan menghindari apa yang menurutnya tidak cocok. Jika faktor manfaatnya menurut mereka lebih banyak daripada ketidakcocokannya, maka akan terus berlanjut, tetapi jika sebaliknya maka akan bubar. Lagi-lagi, media online tidak akan mampu menjembatani proses pertukaran sosial ini secara lengkap.

Itulah beberapa alasan kenapa hubungan melalui media online berbahaya. Carilah teman sebanyak mungkin di media online. Karena, berdasarkan penelitian-penelitian, motif utama penggunaan media online adalah untuk memenuhi kebutuhan informatif dan kebutuhan pelepasan stress atau motif hiburan. Sebatas itu. Untuk mencari pasangan hidup, lebih baik dipertimbangkan lagi. Atau bisa juga jika diimbangi dengan komunikasi primer (bertemu langsung), meskipun ada aspek bahayanya, karena kita tidak tahu seseorang itu baik atau jahat. Tetapi jika benar-benar yakin, go ahead. Lanjutkan perjuanganmu, nak..! **[harja saputra]

Tulisan ini semula dimuat di Kompasiana: http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2011/06/24/bahaya-mencari-jodoh-lewat-media-online/

Sumber
Gambar