SDKI 2012 mencakup berbagai pertanyaan untuk mendapatkan keterangan prevalensi dan praktek pengobatan untuk infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), demam dan diare, penyakit penyakit yang berpengaruh pada penyebab kematian anak. Perlu dikemukakan bahwa data penyakit yang dikumpulkan sifatnya subyektif karena dikumpulkan berdasarkan persepsi ibu tentang penyakit tersebut tanpa dilakukan validasi medis. Prevalensi penyakit ISPA diperkirakan dengan menanyakan kepada ibu apakah anak mereka yang berumur dibawah lima tahun sakit dengan batuk disertai napas cepat dan pendek dalam dua minggu sebelum survei. Disamping itu ditanyakan juga mengenai gejala demam selain ISPA. Pada SDKI 2012, untuk setiap anak balita, ibu juga ditanya apakah anak sakit diare dalam dua minggu sebelum survei. Secara keseluruhan, dari 16.380 anak yang disurvei, 5 persen dilaporkan menunjukkan gejala ISPA, 31 persen mengalami demam, dan 14 persen sakit diare (data tidak disajikan).
Untuk setiap anak yang sakit, ibu ditanya apakah anaknya dibawa berobat ke fasilitas kesehatan. Tiga dari empat anak yang menderita ISPA (75 persen), 74 persen anak menderita demam, dan 65 persen anak yang menderita diare berobat ke fasilitas kesehatan atau tenaga kesehatan. Angka-angka ini tidak banyak berbeda menurut karakteristik anak, kecuali anak berumur 6-11 bulan yang cenderung lebih mendapatkan pengobatan untuk gejala ISPA dan demam dibandingkan dengan anak kelompok umur lainnya.
Di antara anak yang menderita diare, 39 persen diberi larutan dari paket garam rehidrasi oral (ORS), dan 47 persen diberikan cairan oralit atau larutan gula garam yang dibuat sendiri. Berdasarkan karakteristik latar belakang, anak usia 12-23 bulan, anak laki-laki, dan anak yang tinggal di perdesaan cenderung untuk dibawa ke fasilitas kean diaresehatan/tenaga kesehatan untuk mengobati diarenya.