Pada zaman dahulu penyakit kusta adalah penyakit yang paling mengerikan, E. W.C. Masterman pernah menulis tentang penyakit kusta. Penyakit kusta ini nulai mungkin hanya dengan bintil-bintil kecil yang kemudian bernanah. Lalu nanah tersebut keluar, bulu mata rontok, mata membelalak-belalak, tali suara di kerongkongan pun bengkak, suara menjadi parau, serta nafas terengah-engah. Tangan dan kaki pun mulai berbintik dan bernanah. Bintik bernanah itu tumbuh terus tanpa pernah bisa kering. Lama-lama si penderita akan penuh dengan bintik-bintik yang agak besar.
Penyakit kusta bisa juga dimulai dengan hilangnya rasa pada bagian-bagian tubuh tertentu. Hal itu berarti sistem saraflah yang terkena, sehingga ada otot-otot yang melemah, namun ada juga urat otot yang mengencang sehingga jari-jari tangan mencengkeram terus menerus. Lalu muncullah bintul-bintul pada tangan dan kaki. Dan disusul oleh lepasnya jari-jari tangan dan kaki tersebut dan pada akhirnya mungkin tangan dan kaki itu sendiri ikut lepas.
Penyakit kusta macam ini bisa berlangsung selama 25-35 tahun. Keadaan itu memang sangat mengerikan, sebab si penderita seolah-olah dibunuh sedikit demi sedikit. Keadaan tubuh penderita penyakit kusta cukup menyedihkan. Dan ada hak lain yang menambah kesedihan itu. Penyakit kusta itu seirng dianggap sebagai orang yang sebenarnya sudah mati.
Penyakit kusta itu tidak menghinggapi kulit saja. Anggota-anggota tubuh yang lain menjadi lari dan tidak merasa sakit, dan tulang-tulang menjadi salah bentuk. Dengan demikian tidak disebut gejala-gejala yang terpenting dari penyakit kusta itu sendiri.
Pada 27 Januari 2006, sebuah harian berita media cetak Ibukota pernah memuat tulisan tentang jumlah penyakit kusta di Indonesia yang masih berjumlah sangat banyak. Jika disederhanakan, di antara 10.000 penduduk rata-rata terdapat tiga penderita kusta. Wilayah yang rentan terkena penyakit kusta umumnya berada di bagian timur Indonesia kecuali Nanggoroe Aceh Darussalam dan Jawa Timur yang berada di wilayah barat. Terhitung sejak tahun 2000 rata-rata per tahunnya tak kurang dari 15.000 penderita kusta baru terdeteki oleh petugas kesehatan. Dalam hal ini Jawa Timur merupakan wilayah dengan jumlah penyandang kusta terbanyak.
Faktor usia, jenis kelamin, ras, lingkungan serta rendahnya tingkat sosial ekonomi diduga memiliki korelasi yang erat terhadap berkembangnya penyakit kusta. Kehidupan ekonomi yang pas-pasan akan mengakibatkan kekurangan pangan, sandang dan papan yang meningkatkan kerentanan tubuh terhadap penyakit kusta.
Penyakit kusta itu tidak menghinggapi kulit saja. Anggota-anggota tubuh yang lain menjadi lari dan tidak merasa sakit, dan tulang-tulang menjadi salah bentuk. Dengan demikian tidak disebut gejala-gejala yang terpenting dari penyakit kusta itu sendiri.
Pada 27 Januari 2006, sebuah harian berita media cetak Ibukota pernah memuat tulisan tentang jumlah penyakit kusta di Indonesia yang masih berjumlah sangat banyak. Jika disederhanakan, di antara 10.000 penduduk rata-rata terdapat tiga penderita kusta. Wilayah yang rentan terkena penyakit kusta umumnya berada di bagian timur Indonesia kecuali Nanggoroe Aceh Darussalam dan Jawa Timur yang berada di wilayah barat. Terhitung sejak tahun 2000 rata-rata per tahunnya tak kurang dari 15.000 penderita kusta baru terdeteki oleh petugas kesehatan. Dalam hal ini Jawa Timur merupakan wilayah dengan jumlah penyandang kusta terbanyak.
Faktor usia, jenis kelamin, ras, lingkungan serta rendahnya tingkat sosial ekonomi diduga memiliki korelasi yang erat terhadap berkembangnya penyakit kusta. Kehidupan ekonomi yang pas-pasan akan mengakibatkan kekurangan pangan, sandang dan papan yang meningkatkan kerentanan tubuh terhadap penyakit kusta.
Penyebab Penyakit Kusta
Penyebab penyakit kusta disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium Leprae. Bakteri kusta ini pertama kali diperkenalkan oleh G. A. Hansen di tahun 1873. Bakteri kusta ini mengalami proses perkembang biakan dalam waktu sekitar 2-3 minggu, pertahanan bakteri ini dalam tubuh manusia mampu bertahan hingga 9 hari di luar tubuh manusia.
Bakteri kusta ini mampu bertahan dalam masa inkubasi sekitar 2-5 tahun bahkan lebih dari 5 tahun. Kusta merupakan penyakit kulit yang menular, mereka yang terkena penyakit kusta akan merasa minder dan tidak percaya diri, orang-orang disekeliling penderita kusta cenderung menjauhkan diri karena takut tertular penyakit kusta. Penyakit kusta bisa diobati yang hanya bersifat untuk menekan perkembang biakan bakteri kusta agar tidak menyebar ke bagian kulit lainnya.
Padahal penyakit kusta terbilang agak sulit untuk ditularkan dibandingkan dengan penyakit kusta sejenisnya seperti lepra yang disebabkan oleh bakteri yang sama. Namun jenis penyakit lepra yang mudah menular adalah leprematosa.
Ada 3 tingkat dalam penularan penyakit kusta itu sendiri, yakni :
1. Seseorang yang memiliki sistem imunitas tubuh yang tinggi terhadap bakteri kusta, maka orang tersebut akan lebih resisten terhadap bakteri kusta.
2. Seseorang yang memiliki sistem imunitas tubuh yang rendah, lebih cenderung lebih mudah terinfeksi bakteri kusta dengan penderita kusta lainnya, namun penyakit kusta ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya.
3. Seseorang yang memiliki pertahanan tubuh yang sangat lemah, maka kemungkinan risiko lebih besar terhadap penularan kusta atau terkena infeksi bakteri kusta akan semakin besar. Jika orang yang terkena kusta melakukan kontak langsung dan dalam kurun waktu yang cukup lama sekitar 2-5 tahun akan membawa gen atau carrier pembawa bakteri kusta dan bila tidak segera diobati, maka orang tersebut akan menderita kusta yang cukup lama. Dan tentunya memiliki risiko tinggi untuk menularkan bakteri kusta kepada orang lain disekitarnya.
Penyakit kusta di Indonesia dari hasil penelitian diketahui ada sekitar 95% penduduk Indonesia memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit kusta. Dengan uraian 5 % orang yang tidak memiliki sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri kusta. Sebagai contoh 100 orang, 95 orang diantaranya terserang kusta, 3 orang sakit namun dapat sembuh dengan sendirinya dan 2 orang lainnya sakit atau terpapar bakteri kusta dan membutuhkan perawatan dan pengobatan.
Penyebab kusta yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae ini mudah terisolir atau menyebar melalui saluran lendir hidung, tanah bahkan udara. Untuk saat ini Indonesia ada dalam peringkat 3 dunia untuk penyandang kusta dengan jumlah penduduk Indonesia yang terkena kusta sekitar 17.723 dari total jumlah penduduk.
Bakteri kusta ini mampu bertahan dalam masa inkubasi sekitar 2-5 tahun bahkan lebih dari 5 tahun. Kusta merupakan penyakit kulit yang menular, mereka yang terkena penyakit kusta akan merasa minder dan tidak percaya diri, orang-orang disekeliling penderita kusta cenderung menjauhkan diri karena takut tertular penyakit kusta. Penyakit kusta bisa diobati yang hanya bersifat untuk menekan perkembang biakan bakteri kusta agar tidak menyebar ke bagian kulit lainnya.
Padahal penyakit kusta terbilang agak sulit untuk ditularkan dibandingkan dengan penyakit kusta sejenisnya seperti lepra yang disebabkan oleh bakteri yang sama. Namun jenis penyakit lepra yang mudah menular adalah leprematosa.
Ada 3 tingkat dalam penularan penyakit kusta itu sendiri, yakni :
1. Seseorang yang memiliki sistem imunitas tubuh yang tinggi terhadap bakteri kusta, maka orang tersebut akan lebih resisten terhadap bakteri kusta.
2. Seseorang yang memiliki sistem imunitas tubuh yang rendah, lebih cenderung lebih mudah terinfeksi bakteri kusta dengan penderita kusta lainnya, namun penyakit kusta ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya.
3. Seseorang yang memiliki pertahanan tubuh yang sangat lemah, maka kemungkinan risiko lebih besar terhadap penularan kusta atau terkena infeksi bakteri kusta akan semakin besar. Jika orang yang terkena kusta melakukan kontak langsung dan dalam kurun waktu yang cukup lama sekitar 2-5 tahun akan membawa gen atau carrier pembawa bakteri kusta dan bila tidak segera diobati, maka orang tersebut akan menderita kusta yang cukup lama. Dan tentunya memiliki risiko tinggi untuk menularkan bakteri kusta kepada orang lain disekitarnya.
Penyakit kusta di Indonesia dari hasil penelitian diketahui ada sekitar 95% penduduk Indonesia memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit kusta. Dengan uraian 5 % orang yang tidak memiliki sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri kusta. Sebagai contoh 100 orang, 95 orang diantaranya terserang kusta, 3 orang sakit namun dapat sembuh dengan sendirinya dan 2 orang lainnya sakit atau terpapar bakteri kusta dan membutuhkan perawatan dan pengobatan.
Penyebab kusta yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae ini mudah terisolir atau menyebar melalui saluran lendir hidung, tanah bahkan udara. Untuk saat ini Indonesia ada dalam peringkat 3 dunia untuk penyandang kusta dengan jumlah penduduk Indonesia yang terkena kusta sekitar 17.723 dari total jumlah penduduk.
Penyakit Kusta Menular atau Tidak
Selama ini, masyarakat mengenal kusta sebagai penyakit yang menjijikkan dan kutukan dari Tuhan. Jika ada orang yang terkena kusta, kita pasti berfikir bahwa orang tersebut dikutuk oleh Tuhan.
Kust atau lepra adlaah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae. Serangan kuman yang berbentuk batang ini biasanya menyerang kulit, saraf, mata, selaput lendir hidung, otot, tulang dan buah zakar.
Penyakit kusta telah dikenal sejak lama. Catatan-catatan mengenai penyakti ini yang ditemukan di India, ditulis pada 600 sebelum Masehi. Namun, kuman penyebab kusta pertama kali baru ditemukan pada 1873 oleh Armauer Hansen di Norwegia.
Kusta merupakan penyakit lama sejak 300 SM. Kusta termasuk dalam penyakit kulit yang menular, jika seseorang telah terkena penyakit kusta sulit untuk diobati dan dikucilkan masyarakat karena dianggap penyakit yang sangat menjijikkan.
Sekitar 95% penduduk Indonesia dahulu terpapar dengan penyakit kusta. Hanya sebagian kecil saja mereka yang bisa sembuh dari penyakit kusta karena ia memiliki sistem kekebalan tubuh yang cukup baik dan sekitar 2% lainnya disembuhkan dengan obat ketika kusta sudah diketahui sejak dini.
Kusta sudah menjadi penyakit yang cukup lama ada di dunia ini. Banyak terjangkiti oleh penduduk di India, Cina, dan Afrika serta Indonesia. Pada tahun 2010 sudah tercatat ada sekitar 17.012 kasus kusta baru. Kusta muncuk disebabkan oleh Mycobacterium Leprae. Jenis bakteri ini mudah menyebar melalui udara, tanah, selaput lendir hidung dan saraf kulit.
Penyait kusta akan semakin menampakkan dirinya ketika penderita kusta keluar di waktu siang hari dengan terik matahari yang sangat menyenggat dan pada saat itulah bakteri berkembang biak dan menyebar ke bagian lesi kulit yang lain.
Masa inkubasi dari penyakit kusta ini cukup lama bahkan hingga bertahun-tahun. Masa inkubasi pada penyakit kusta ini bisa berlangsung hingga 30 tahun. Penyakit kusta yang mudah dikenali dengan menunjukkan gejala atau tanda seperti :
1. Adanya bercak atau noda tipis seperti layaknya panu yang ada di bagian-bagian kulit tubuh tertentu yang terpapar oleh kuman dan bakteti leprae.
2. Bercak atau noda putih kemudian berubah warna menjadi kemerahan dan semakin melebar dan menyebar banyak ke bagian kulit yang lain.
3. Jika tumbuh di bagian wajah terutama dahi dan alis mata. Bulu-bulu halus di sekitar mata sepeti bulu mata dan bulu alis akan rontok karena digerogoti oleh kuman atau bakteri leprae.
4. Terasa baal (mati rasa) jika kusta mulai menyerang bagian tangan, kaki dan bagian tubuh yang lain.
Sampai saat ini pengobatan kusta hanya mengandalkan pemberia antibiotik sejenis rifampisin, klofazimin dan dapson yang menuai pada efek samping seperti kerusakan hati, demam dan infeksi luka.
Kust atau lepra adlaah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae. Serangan kuman yang berbentuk batang ini biasanya menyerang kulit, saraf, mata, selaput lendir hidung, otot, tulang dan buah zakar.
Penyakit kusta telah dikenal sejak lama. Catatan-catatan mengenai penyakti ini yang ditemukan di India, ditulis pada 600 sebelum Masehi. Namun, kuman penyebab kusta pertama kali baru ditemukan pada 1873 oleh Armauer Hansen di Norwegia.
Kusta merupakan penyakit lama sejak 300 SM. Kusta termasuk dalam penyakit kulit yang menular, jika seseorang telah terkena penyakit kusta sulit untuk diobati dan dikucilkan masyarakat karena dianggap penyakit yang sangat menjijikkan.
Sekitar 95% penduduk Indonesia dahulu terpapar dengan penyakit kusta. Hanya sebagian kecil saja mereka yang bisa sembuh dari penyakit kusta karena ia memiliki sistem kekebalan tubuh yang cukup baik dan sekitar 2% lainnya disembuhkan dengan obat ketika kusta sudah diketahui sejak dini.
Kusta sudah menjadi penyakit yang cukup lama ada di dunia ini. Banyak terjangkiti oleh penduduk di India, Cina, dan Afrika serta Indonesia. Pada tahun 2010 sudah tercatat ada sekitar 17.012 kasus kusta baru. Kusta muncuk disebabkan oleh Mycobacterium Leprae. Jenis bakteri ini mudah menyebar melalui udara, tanah, selaput lendir hidung dan saraf kulit.
Penyait kusta akan semakin menampakkan dirinya ketika penderita kusta keluar di waktu siang hari dengan terik matahari yang sangat menyenggat dan pada saat itulah bakteri berkembang biak dan menyebar ke bagian lesi kulit yang lain.
Masa inkubasi dari penyakit kusta ini cukup lama bahkan hingga bertahun-tahun. Masa inkubasi pada penyakit kusta ini bisa berlangsung hingga 30 tahun. Penyakit kusta yang mudah dikenali dengan menunjukkan gejala atau tanda seperti :
1. Adanya bercak atau noda tipis seperti layaknya panu yang ada di bagian-bagian kulit tubuh tertentu yang terpapar oleh kuman dan bakteti leprae.
2. Bercak atau noda putih kemudian berubah warna menjadi kemerahan dan semakin melebar dan menyebar banyak ke bagian kulit yang lain.
3. Jika tumbuh di bagian wajah terutama dahi dan alis mata. Bulu-bulu halus di sekitar mata sepeti bulu mata dan bulu alis akan rontok karena digerogoti oleh kuman atau bakteri leprae.
4. Terasa baal (mati rasa) jika kusta mulai menyerang bagian tangan, kaki dan bagian tubuh yang lain.
Sampai saat ini pengobatan kusta hanya mengandalkan pemberia antibiotik sejenis rifampisin, klofazimin dan dapson yang menuai pada efek samping seperti kerusakan hati, demam dan infeksi luka.
sumber