Dari pengalaman, tidak semua orang ramah dan baik pada kita itu benar-benar baik. Fakta dialapangan dibalik kebaikannya tersimpan tujuan politik tersendiri didalamnya.
Mau di tempat kerja, sekolah, organisasi. Baik teman kuliah, teman kerja tidak semuanya “baik”. Teman yang kita anggap dekat dan baik atau tempat curhat kemungkinan besar akan membelot. Dia mungkin bisa berada di blok dimana akan menjadi musuh kita, dan kita akan tampak bodoh.
Loh kok musuh?Ya percaya atau tidak, pasti ada saja yang menyukai kita dan yang tidak menyukai kita. Di lingkungan baru kita tidak tahu nantinya dia teman ataukah musuh.
Musuh yang selalu akan menghambat tujuan kita bekerja ditempat tersebut. Alasan nya karena kemungkinan keberadaan kita bisa mempengaruhi posisinya.
Mau di tempat kerja, sekolah, organisasi. Baik teman kuliah, teman kerja tidak semuanya “baik”. Teman yang kita anggap dekat dan baik atau tempat curhat kemungkinan besar akan membelot. Dia mungkin bisa berada di blok dimana akan menjadi musuh kita, dan kita akan tampak bodoh.
Loh kok musuh?
Musuh yang selalu akan menghambat tujuan kita bekerja ditempat tersebut. Alasan nya karena kemungkinan keberadaan kita bisa mempengaruhi posisinya.
Musuh disini bisa diibaratkan orang yang menyebalkan, membuli, atau orang yang membicarakan keburukan di belakang kita, menghasut, memfitnah dan semacamnya. Ya menurut saya itu adalah musuh. Walau kita tidak menganggap musuh, tapi faktanya mereka menganggap kita sebagai ancaman. Dan mereka bisa saja melakukan yang kita tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Di depan baik dan manis, di belakang kita di "dukuni" atau terang-terangan menjatuhkan harga diri kita di lingkungan sosial tempat kerja.
Penyebab : Ketidak berpihakan kepentingan kita pada tujuan yang sama.
Ya dunia kerja sekolah itu hampir sama tujuannya, yaitu jika di tempat kerja tujuanya uang, kalau di sekolah maka tujuannya nilai. Konflik akan selalu ada jika tujuan kita tidak tercapai. grouping, dan menghasut, atau non verbal yang terkesan tidak menghargai adalah ciri-cirinya.
Ciri-ciri itu tampak karena tujuan pencapaian tidak tercapai atau ketidakadilan antara apa yang sudah dikerjakan dengan hasil yang didapat. Kecemburuan sosial, ataupun perendahan sosial bisa terjadi karena macam-macam latar belakang, dan kepentingan.
Sejauh pemikiran saya, bisa terjadi seperti itu karena gosip alias gibah. Jadi jika kita sedang berada disuatu posisi perbincangan dan berakhir pada gibah (membicarakan orang lain) maka ada baiknya langsung jauhi.
Sebenarnya kejadian tersebut sedang berada pada keadaan menghidupkan benih kebencian, yang kemudian akan berbuah konflik. Ada baiknya kita tidak memihak siapapun agar tidak terjebak pada suatu blok yang akan saling gap antara blok yang satu dengan blok yang lain.
Sebenarnya kejadian tersebut sedang berada pada keadaan menghidupkan benih kebencian, yang kemudian akan berbuah konflik. Ada baiknya kita tidak memihak siapapun agar tidak terjebak pada suatu blok yang akan saling gap antara blok yang satu dengan blok yang lain.
Tidak dipungkiri kita pun mungkin secara tidak sadar bisa melukai hati orang lain dengan sikap atau perkataan kita. Ada baiknya kita menjaga benar-benar prilaku kita dan tidak terlalu banyak bicara. Menurut saya cukup lakukan peraturan di tempat kerja, lakukan yang terbaik sesuai pekerjaan kita atau kepentingan kita berada di tempat itu. Tanpa memulai perbincangan yang berusaha menjelekan, menganggap remeh, merasa paling hebat, paling pintar ataupun meninggikan suara, dan sikap non verbal yang menyatakan ketidaksukaan, sebisa mungkin dihindari. Karena semua itu akan bermasalah pada akhirnya.Tapi jika perbuatan baik kitapun tidak disambut baik maka ya kita pun harus memiliki pertahanan diri.