HIGIENE INDUSTRI


DEFINISI :

Higiene industri adalah :
Suatu upaya preventife dalam usaha mengurangi resiko terjadinya masalah K3 disektor industri, dengan focus pendekatan Antisipasi, Rekognisi,Evaluasi,
dan pengendalian (AREP) bahaya potensi yang diakibatkan oleh faktor lingkungan kerja yang timbul di/dari tempat kerja.

Faktor Lingkungan Kerja ialah :
Segala sesuatu yang bersifat fisik, Kimia & Biologi yang timbul di/dari lingkungan kerja yang bersumber dari bahan baku, hasil produksi, limbah produksi ekses dari kegiatan proses & peralatan/mesin industri.

Lingkungan Kerja ialah :
Area/ruang yang dipergunakan untuk kegiatan kerja, antara lain berupa ruang/tempat kerja, tempat poenyimpanan bahan baku, ruang/tempat proses, hasil produksi dan benda-benda disekitarnya (Mesin/Peralatan).


Faktor-faktor Lingkungan Kerja terdiri dari :

Fisik : Kebisingan, Getaran,Temperatur exstrim, Radiasi, Pencahayaan.
Kimia : Debu, Uap, Gas, Aerosol, dll.
Biologi : Virus, Bakteri, Jamur, Srangga, dll.
Physikologi : Hubungan kerja, monoton, stress.
Fisiologi : Hubungan sikap faal tubuh yang kurang baik dengankonstruksi peralatan kerja (Ergonomi).


Tujuan Utama dari higiene Industri ialah :
Pencegahan , pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga kerja. Pemberantasan kelelahaan ,penglipat gandaan kegairahan dan kenikmatan kerja, perlindungan bagi masyarakat sekitar industri, serta perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk industri.

Ruang Lingkup :


Antisipasi ialah :

suatu aktivitas untuk memprediksi adanya hazard yang mungkin timbul di/dari tempat kerja denagn menggunakan methode strategis.
Strategi Antisipasi dapat dilakukan dengan pendekatan :


A.Studi Lapangan.  
Data Sekunder :  
Mesin Industri (Rancangan dan Ukuran), Alur Process, Bahan baku & bahan tambahan (MSDS), Penyimpanan dan penanganan bahan,unit operasi,job description, mesin/alat kerja & peralatan dalam proses, izin prosedur kerja, produk dan limbah Industri, penyimpanan dan penanganan produk, pembuangan & pengolahan limbah.

Daftar Fasilitas :
Monitor peralatan, perlengkapan perlindungan / peralatan kerja, penyediaan ventilasi.


Data Pekerja :
Jumlah, Umur, Jenis kelamin , Gambaran Kerja,Keterampilan, Shift kerja dan jam kerja


B.Studi Literatur :
Data Primer : Wawancara 




Rekognisi ialah:

upaya untuk mengenal atau mengidentifikasi faktor-faktor kerja, baik yang bersifat fisik, kimia, biologi,fisiologi & mental psikologi yang timbul di/dari lingkungan kerja. Tahap ini merupakan langkah awal dalam proses evaluasi dan pengendalian bahaya (hazard).


Rekognisi dapat dilakukan dengan pendekatan :
identifikasi material dan proses produksi yang mempunyai potensi mengancam kesehatan pekerja.


Data akurat seperti data klinik tentang kesehatan pekerja, jurnal kesehatan, buletin dari departement terkait, laporan dari pemerintah, laporan langsung dari pekerja, supervise dll.
Survey jalan lintas/ Inspeksi dan meriview data untuk mendapatkan konfirmasi data sekunder dengan data lapangan.


Tahap Survei jalan lintas /Inspeksi :

A. Perencanaan :
Menentukan standard yang dapat diukur (untuk membandingkan hasil temuan).
Mempertimbangkan yang akan diperiksa.
Tim inspeksi terdiri dari wakil pekerja, Manajemen supervisor, Ahli (HI).


B. Penyelidikan :
1.Proses (Masukan, Keluaran & Produk sampling).
2.Sifat & Keadaan Zat/ Bahan yang digunakan dalam proses).
3.Suhu dan tekanan udara proses.
4.Jumlah pekerja yang terlibat dalam proses dan mereka yang dapat terkena paparan.
5.Kondisi fisik yang langsung dapat diamati (seperti kebisingan, debu dan asap).
6.Penggunaan APD.
7.Dampak kesehatan akibat paparan zat dari proses.

C. Evaluasi :
1. Membandingkan ancaman bahaya hasil identifikasi dengan standard yang dapat diukur.
2. Menganbil keputusan untuk kebutuhan informasi lebih lanjut

D. Pelaporan dantindakan
:
1.Hasil temuan inspeksi dibuat dokumentasi dalam sebuah laporan lembar hasil temuan, serta membuat rekomendasi.


Evaluasi :

Adalah upaya untuk mendapatkan gambaran tingkat pemaparan dan dampak pemaparan dengan cara melakukan pengukuran ekspour yang berpotensi, membandingkan eksposur tersebut dengan standard yang ada dan merekomendasikan tindakan yang diperlukan untukmengendalikannya.
Langkah-langkah evaluasi 
dapat dilakukan dengan pendekatan :
1. Pengambilan sample.
2. Analisa sample.
3. Eksperiman dengan hewan percobaan ( untuk mendapatkan gambaran tingkat toksisitas).
4.Studi epidemiologi (unyuk mendapatkan gambaran ada/tidaknya hubungan lingkungan kerja dengan penyakit akibat kerja


Pengendalian :

Adalah pemberian rekomendasi tentang tindakan yang diperlukan dalam pengendalian hazard untuk jangka pendek dan jangka panjang secara berkesinambungan.
Langkah-langkah pengendalian dengan cara pendekatan :
1. Pengendalian Tekhnik (Substitusi , Isolasi).
2. Pengendalian administrasi (peraturan/mekanisme kerja, prosedur).
3. Pengendalian personal (Penggunaan APD).


sumber : http://detikedukasi.blogspot.com/2011/12/higiene-industri.html